Senin, 20 Desember 2010

HIDAYAH

Kisah ini adalah kisah nyata yang pernah aku alami ketika aku masih bekerja di kapal dagang KM CENDANA yang berlayar dari teluk AMBON menuju pulau JAWA dan kisah inilah yang menjadi tonggak sejarah bagiku untuk menjalani hidup.Namun sebelum aku mengisahkan tentang HIDAYAH yang aku dapatkan dari ALLAH SWT,aku akan mengisahkan terlebih dahulu kisah perjalanan hidupku di AMBON selama kurang lebih 2 tahun.Sebelum aku bekerja di KM CENDANA keseharianku di AMBON ku isi dengan aktifitas berdagang,di kala cuaca panas aku berjualan es tapi di kala cuaca sedang hujan aku berjualan bakso,namun di AMBON hari2ku lebih banyak ku habiskan untuk berjudi,mabuk2an dan juga main bilyard.Sehingga aku tidak pernah punya tabungan seperti teman2 yang lain,pada awalnya aku melakukan perbuatan itu hanyalah coba2 namun ternyata tak urung aku makin tenggelam dalam dunia maksiat terlebih pada waktu itu aku masih dalam masa peralihan dari anak2 menuju remaja sehingga aku begitu mudahnya tergoda dengan hal2 seperti itu apalagi didukung lingkungan yang nota bene lingkungan yang sangat bebas.
    Sebenarnya lama2 aku juga merasa jenuh menjalani kehidupan seperti itu walaupun mulutku bisa tertawa tapi sebenarnya hatiku menangis namun aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan..?hingga pada suatu saat aku diajak belajar mengaji temanku tempatnya tidak begitu jauh dari kontrakanku,tiap sore sehabis sholat maghrib aku belajar mengaji di bawah asuhan bpk.MUHSON beliau berasal dari MAGELANG.Setelah 6 bulan belajar mengaji akhirnya aku khatam AL-QURAN.Alhamdulillah aku sangat mensyukurinya dan aku merasa bahwa aku telah dapat meninggalkan perbuatan2 maksiat yang pernah aku lakukan.
   Mungkin pembaca mengira bahwa setelah aku khatam AL-QURAN aku telah benar2 insyaf... ?tidak,entah setan apa yang merasuki aku hingga aku kembali lagi pada jalan kemaksiatan.Kemudian sampailah aku pada titik terendah dalam hidupku,aku telah menghianati agama,orang2 yang percaya dan menaruh harapan padaku dan terlebih aku telah menghianati diriku sendiri.
    Tidak berselang berapa lama akhirnya aku memutuskan untuk pindah kontrakan dari batu merah ke rumah tiga yang jaraknya lumayan jauh,aku mencoba untuk memulai hidup baru tapi akhirnya aku tetap gagal juga,di dalam kegagalanku itu aku sangat merindukan kampung halamanku dan kedua orang tuaku.Pingin sekali aku pulang tapi aku tidak punya uang kalau tidak pulang aku sudah tidak betah lagi di AMBON.Aku sangat bingung sekali,disaat-saat seperti inilah aku kembali ingat pada ALLAH SWT.Hanya satu keyakinanku pada saat itu bahwa ALLAH berjanji barang siapa yang berdoa dengan sungguh-sungguh niscaya ALLAH akan mengabulkan doa hambanya,akhirnya aku setiap hari berdoa dengan khusuk,kutambah dengan puasa senin kamis dan dzikir semampuku,satu doaku yang kupanjatkan kepada-Nya ''Ya ALLAH pulangkanlah aku ke Jawa tanpa biaya sepeserpun''aku yakin pembaca pasti menertawakanku dan menganggap aku sudah gila.
   Kurang lebih 1 minggu aku berdoa ALLAH SWT mengabulkan doaku yang pada awalnya aku sendiri tidak menyadarinya,aku masih ingat betul pada waktu itu adalah malam minggu aku bermain bilyard di fujima depan AMBON PLAZA hingga larut malam,tanpa kusadari ada beberapa laki-laki yang sedang melihatku bermain bilyard sebagian dari mereka berbicara dengan bahasa JAWA tidak berselang lama kami berkenalan dan ngobrol,akhirnya aku tahu bahwa mereka ABK KM CENDANA yang lagi sandar di pelabuhan,pukul 3 dinihari mereka semua kembali ke kapalnya dan akupun ikut bersama mereka,pagi harinya aku diperkanalkan dengan kapten kapal beserta ABK lainnya.
   Ada pepatah kalau sudah rejeki tidak akan kemana seperti itulah gambaran yang sedang aku alami.disaat aku bingung butuh pekerjaan kapten kapal menawariku bekerja,tanpa pikir panjang aku menerimanya dengan suka cita.Aku lupa tanggal berapa persisnya kapal meninggalkan pelabuhan AMBON,yang aku ingat aku begitu senang dan bahagia sekali karena aku benar-benar dapat meninggalkan kota AMBON.
   Kapal berlayar menuju Sulawesi Tenggara tepatnya ke pelabuhan BUTON,setelah menempuh perjalanan sehari semalam sampailah di pelabuhan BUTON,aku sangat terkejut sekali dengan keadaan kota BUTON sangat sepi dan tanahnya gersang,kapal bersandar di pelabuhan untuk mengisi bahan bakar,air tawar dan menaikan barang kalau tidak salah waktu itu KOPRA yang akan kami kirim ke Surabaya.Satu demi satu karung-karung yang berisi kopra telah dinaikkan,anjungan kapal sarat dengan muatan kapal serasa menungging karena berat depan.
    Tidak berapa lama setelah kapal penuh akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Surabaya,Jenuh mulai menghinggapi hatiku,setiap hari kegiatan yang aku lakukan selalu hampir sama,ombak dilautan tak begitu berperan mengurangi rasa jenuhku.Rasa jenuh dapat terobati manakala aku duduk sendirian di buritan kapal sambil minum kopi dan menikmati sinar rembulan,tak terasa tiba-tiba air mataku meleleh membasahi pipiku,entah apa yang sedang berkecamuk dalam hati dan pikiranku sehingga aku menangis.Samar-samar aku mulai teringat tentang semua perbuatan yang telah aku lakukan di kota AMBON,aku bertanya dalam hatiku apakah selamanya aku akan seperti ini,apa yang aku banggakan,apa yang dapat aku sombongkan sedang aku tidak memiliki apa-apa...?andai kapal ini tenggelam siapa yang akan menolong kami,andai kapal ini siapa yang akan membantu memadamkannya..?pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi pikiran dan hatiku.
   Sesaat redalah tangisanku,aku mulai dapat berpikir dengan jernih dan mulai mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaanku tadi.''ALLAH'' yah sudah satnya aku harus kembali ke jalan ALLAH.Mulai malam itu hatiku agak sedikit tenang,aku mulai mempersiapkan sedikit demi sedikit menata hati maupun pikiran untuk menyambut HIDAYAH ALLAH SWT. 
    Sesampainya di Surabaya aku di beri cuti 3 hari untuk pulang kerumah,di terminal BUNGURASIH aku sempat bingung mau pulang ke mana,ke SOLO atau ke BANYUWANGI,akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke BANYUWANGI,alhamdulillah akhirnya aku dapat kembali bertemu dan berkumpul dengan keluargaku,Kemudian sadarlah aku bahwa ALLAH SWT.telah mengabulkan doaku,akhirnya aku pulang ke Jawa tanpa biaya sepeserpun dan apa yang aku alami selama di kapal merupakan suatu PETUNJUK dan HIDAYAH dari-Nya.Aku berniat memulai kehidupan yang baru dan aku memutuskan untuk tidak kembali bekerja di kapal,ya ALLAH trima kasih atas HIDAYAHMU.Sekian kisah hidupku yang dapat aku tuliskan,semoga apa yang saya kisahkan bermanfaat bagi para pembaca...!

2 komentar:

  1. Kesedihan adalah suatu kesusahan, Kesenangan adalah suatu hiasan, dan biarkanlah semua itu berlalu termakan oleh waktu.

    So, Mari kita jadikan Akhir tahun ini sebagai Momentum perubahan diri kita, yaitu menuju ke perenungan yang membawa kita berhijrah kepada kebaikan tentunya.

    BalasHapus
  2. dan tentunya tiada henti kita harus berikhtiar dengan segala daya untuk menuju suatu KEBAHAGIAAN yang sejati.

    BalasHapus